Polusi udara kian parah serta efek rumah kaca
membuat udara sekitar terasa begitu panas dan menyengat, terlebih di kota-kota
besar seperti Jakarta. Kondisi ini tentunya mengganggu kenyamanan dan
konsentrasi dalam beraktivitas. Terkait hal itu, semakin banyak produk penyejuk
udara ruangan (AC) yang menyodorkan berbagai keunggulan dengan harga bersaing.
Hal ini membuat masyarakat di perkotaan semakin banyak yang melengkapi
huniannya dengan penyejuk ruangan.
Namun, menggunakan AC untuk menyulap udara secara
terus-menerus tanpa perawatan dan memperhatikan kesehatan penghuni kuranglah
bijak. Oleh karena itu, bagi Anda yang melengkapi huniannya dengan penyejuk udara,
disarankan agar selalu merawat AC tersebut dengan rutin. Perhatian yang minim
terhadap AC tidak hanya menyebabkan polusi udara, tetapi juga dapat menjadi
media penyebaran penyakit yang ditimbulkan oleh virus dan bakteri.
Gejala seperti sakit kepala, nyeri pinggang, lemas,
dan penyakit lain yang disebabkan oleh mikroba dapat menyerang Anda yang
terlalu lama berada di ruangan ber-AC. Hal ini dikenal dengan sebutan AC
sindrom, kurangnya perhatian terhadap kondisi AC juga dapat mengundang penyakit
yang terus-menerus menyebar ke seluruh ruangan dan masuk ke indera penciuman.
Inilah salah satu penyebab Anda kerap mengalami sakit atau infeksi. Selain itu,
suhu yang tiba-tiba berubah dari panas ke dingin juga akan mempengaruhi sistem
pernapasan. Hal lain yang ditimbulkan dari efek pemakaian AC adalah
mengeringnya lapisan kulit dan selaput lendir.
Tidak hanya itu, perawatan AC yang minim dan kondisi
udara yang terlalu dingin juga berakibat serius. Kondisi udara yang kotor
merupakan sarana ideal bagi berkembang biaknya mikroorganisme. Diantaranya
adalah Legionella pneumophila, mikroba yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit bernama Legionnaires disease atau dikenal
demam legion, yang dapat menjadi penyebab pneumonia (penyakit radang
paru-paru).
Untuk itu, bagi Anda yang menggunakan AC sebagai
pelengkap pada hunian, hendaknya memperhatikan beberapa hal agar tetap dapat
hidup sehat dan nyaman. Hal sederhana adalah dengan tidak terlalu sering berada
di ruangan ber-AC jika memang suhu udara tidak terlalu panas dan masih dalam
kondisi wajar. Sesuaikan udara ruangan, jangan disetel terlalu rendah ketika
udara di luar terlalu panas. Suhu udara ideal bagi tubuh adalah antara 24
hingga 27 derajat celcius. Perbedaan suhu antara dalam dan luar ruangan pun tidak
boleh lebih rendah dari 5 derajat. Bila perbedaan terlalu besar dapat
menyebabkan disfungsi sistem regulasi homeostatis.
Usahakan untuk tidak menutup ruangan secara total,
sediakan ventilasi yang cukup untuk aliran udara. Lakukan perawatan berkala terhadap
sistem AC. Jangan tunda hingga AC rusak atau penyakit menghampiri, panggil
teknisi berpengalaman untuk melakukan pemeriksaan rutin, minimal tiap enam
bulan. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan penghuni, tetapi juga
dapat menghemat pengeluaran biaya listrik dan AC tetap tahan lama.
Untuk mengurangi efek kulit mengering, gunakan
cairan pelembab. Selain itu, tubuh Anda perlu dibekali vitamin yang cukup agar
penyakit tidak mudah menyerang. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang
bekerja di dalam ruangan yang menggunakan AC sentral.
Selain mengonsumsi vitamin, minumlah air putih
secukupnya. Berada di ruangan berudara sejuk dan tidak mengeluarkan keringat
bukan berarti tubuh tidak membutuhkan air. Standar kuantitas air yang harus
diminum adalah minimal delapan gelas per hari. Hal lain yang tidak kalah
pentingnya adalah selalu mematikan AC jika ruangan atau rumah ditinggal
bepergian.
Sumber: shvoong.com
Sumber: shvoong.com
No comments:
Post a Comment